Mengimani Allah tidak cukup hanya dengan meyakini eksistensi-Nya saja, melainkan juga dengan meyakini bahwa Allah Ta'ala adalah satu-satunya Tuhan yang tidak memiliki tandingan atau sekutu yang menyamai kedudukan-Nya. Allah Ta'ala berfirman dalam kitab-Nya,
لَيْسَ كَمِثْلِه شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
"Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya, dan Dia Maha mendengar dan Maha melihat". (QS. Asy-Syura: 11)
قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ
"Katakanlah (Muhammad) Dialah Allah yang Maha Esa!" (QS. Al-Ikhlash: 1)
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
"Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun." (QS. Annisa: 36)
Syaikh Dr. Khalid Mahmud al-Juhani hafizhahullah menuturkan dalam kitabnya, al-Kalimat as-Sadidat, bahwa mengesakan Allah sebagai Pencipta; Pemilik; Pengatur; Penguasa; hanya kepada-Nya para makhluk menyembah-Nya; dan Dia memiliki banyak nama serta sifat yang pantas dengan kedudukan-Nya merupakan definisi Tauhid secara istilah.
Para ulama telah membagi jalan atau cara untuk mengesakan Allah Ta'ala. Setiap pembagian ini berdasarkan ayat dan hadits shahih yang melandasi pembagiannya. Ada yang mebaginya dengan dua cara mengesakan Allah, ada pula yang membagi jalannya dengan tiga jalan untuk mengesakan Allah. Setiap pembagian dimaksudkan untuk mempermudah pemahaman, bukan untuk memilih salah satu atau salah dua dari setiap pembagiannya. Pembagian Tauhid ini bukan untuk menawarkan pilihan sesuai yang manusia mau.
TAUHID RUBUBIYYAH
Mengesakan Allah dengan cara mengetahui dan meyakini bahwa tiada tandingan atau sekutu Allah yang Mahakuasa. Dialah Pengatur alam semesta. Pemilik segala hal. Tiada kekuatan makhluk yang mampu menyetarai-Nya.
قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ المُلْكِ تُؤْتِي المُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ المُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ بِيَدِكَ الخَيْرُ إِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ تُوْلِجُ الَّيْلَ فِي النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِي الَّيْلِ وَتُخْرِجُ الحَـيَّ مِنَ المَيِّتِ وَتُخْرِجُ المَيِّتَ مِنَ الحَـيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
"Katakanlah (Muhammad), 'Wahai Tuhan pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Dan Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau berikan rezeki kepada siapa yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan'." (QS. Ali Imran: 26-27)
TAUHID ULUHIYYAH
Mengesakan Allah dengan cara menyembah hanya pada Allah dan meminta hanya pada-Nya untuk sesuatu yang hanya Tuhan yang dapat mengabulkannya, seperti rezeki, jodoh, kematian, dan lain sebagainya. Adapun meminta sesuatu pada makhluk untuk hal-hal yang dapat dipenuhi oleh makhluk tersebut, maka tidak mengapa untuk memintanya.
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
"Sembahlah Allah dan janganlah menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun." (QS. Annisa: 36)
TAUHID ASMA' WAS SHIFAT
Mengesakan Allah dngan cara mengetahui dan meyakini bahwa Allah memiliki banyak nama dan sifat yang terdapat dalam ayat Qur'an dan hadits hahih yang sesuai dengan ketuhanan-Nya. Tidak ada satu makhluk pun yang semisal dengan-Nya.
وَلِلهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَا
"Dan Allah memiliki al-asma'ul-husna (nama-nama yang terbaik), maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya (al-asma'ul-husna)." (QS. Al-A'raf: 180)
لَيْسَ كَمِثْلِه شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ البَصِيرُ
"Tidak ada sesuatu pun yang semisal dengan-Nya, dan Dia Maha mendengar dan Maha melihat". (QS. Asy-Syura: 11)
Sebagian ulama lainnya membagi tauhid pada dua bagian; 1) Tauhid 'Ilmiy wa I'tiqadiy (tauhid dalam ilmu dan keyakinan) dan 2) Tauhid 'Amaliy wa Thalabiy (tauhid dalam penyembahan). Tauhid 'Ilmiy wa I'tiqadiy meliputi Tauhid Rububiyyah dan Tauhid Asma wa Shifat, sedangkan Tauhid 'Amaliy wa Thalabiy meliputi Tauhid Uluhiyyah.
Kedua tipe pembagian; (tiga bagian) dan (dua bagian) sebenarnya sama saja, keduanya telah meliputi keseluruhan dari setiap jalan untuk mengesakan Allah Ta'ala. Tidak ada masalah, keduanya hanya berbeda dalam pengistilahan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar