Rukun Islam - Kang Ali

Breaking

Akidah • Fikih • Tazkiah • Opini

Selasa, 09 Januari 2018

Rukun Islam


عَنْ عُمَرَ رَضِيَ اللّهُ عَنْهُ قَالَ : بَيْنَمَا نَحْنُ جُلُوسٌ عِنْدَ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ذَاتَ يَوْمٍ إِذْ طَلَعَ عَلَيْنَا رَجُلٌ شَدِيدُ بَيَاضِ الثِّيَابِ, شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعْرِ, لَا يُرَى عَلَيْهِ أَثَرُ السَّفَرِ, وَلَا يَعْرِفُهُ مِنَّا أَحَدٌ, حَتَّى جَلَسَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْنَدَ رُكْبَتَيْهِ إِلَى رُكْبَتَيْهِ, وَوَضَعَ كَفَّيْهِ عَلَى فَخِذَيْهِ, قَالَ : يَا مُحَمَّدُ, أَخْبِرْنِي عَنِ الإِسْلَامِ. فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الإِسْلَامُ أَنْ تَشْهَدَ أَنْ لَا إِلهَ إلَّا اللهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, وَتُقِيمَ الصَّلَاةَ, وَتُؤْتِيَ الزَّكَاةَ, وَتَصُومَ رَمَضَانَ, وَتُحَجَّ البَيْتَ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ شَبِيلًا. قَالَ : صَدَقْتَ. قَالَ : فَعَجِبْنَا لَهُ, يَسْأَلُهُ وَيُصَدِّقُهُ. رواه مسلم

Dari 'Umar radhiyallahu 'anhu, beliau berkata, "ketika kita duduk bersama Rasulullah shallallah 'alaihi wasallam, suatu hari hadir di antara kita seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat darinya bekas perjalanan, tidak seorang pun dari kami mengenalnya, hingga dia duduk di hadapan Rasulullah shallallah 'alaihi wasallam, lalu menempelkan lututnya pada lutut Rasulullah, dan meletakkan telapak tangannya pada paha beliau. Berkata laki-laki tersebut, "wahai Muhammad, beri tahu aku tentang islam!". Bersabda Rasulullah shallallah 'alaihi wasallam,"Islam itu adalah ketika kamu bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan sholat, kamu menunaikan zakat, kamu melaksanakan shoum di bulan ramadhan, dan kamu melaksanakan haji bila kamu mampu". Berkata laki-laki itu, "kamu benar". Bersabda Rasulullah, "kita heran dengannya; dia bertanya dan dia (pula) membenarkannya"." (HR. Muslim) [1]

بُنِيَ الإِسْلَامُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللّهِ, وَإِقَامِ الصَّلَاةِ, وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ, وَصَوْمِ رَمَضَانِ, وَحَخِّ البَيْتِ إِنِ اسْتَطَعْتَ إِلَيْهِ سَبِيلًا. رواه البخاري ومسلم

"Islam dibangun atas lima perkara: Syahadat (yaitu) tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, melaksanakan shoum di bulan Ramadhan, dan melaksanakan haji bila kamu mampu". (HR. Bukhari dan Muslim) [2]

PERTAMA: SYAHADAT

Syahadat berasal dari bahasa arab (شهادة). Secara bahasa, syahadat artinya persaksian. Secara istilah, syahadat merupakan persaksian; meyakini dengan teguh bahwa Allah ta'ala adalah satu-satunya Tuhan alam semesta dan Muhammad shallallah 'alaihi wasallam sebagai utusan-Nya.  Syahadat merupakan pondasi paling utama keislaman seseorang. Tidak akan pernah diakui suatu amal sholeh bila belum meyakini Allah ta'ala sebagai satu-satunya Tuhan dan Muhammad shallallah 'alaihi wasallam sebagai utusan-Nya, walau amal sholeh itu dapat menjadikan Islam mendapatkan kejayaannya.

Keyakinan pada makna syahadat juga dapat menyelamatkan muslim dari keabadian siksa api neraka, meskipun dia melakukan banyak maksiat (perbuatan buruk) semasa hidupnya, hal ini dijelaskan dalam hadits Rasulullah shallallah 'alaihi wasallam

 مَنْ شَهِدَ اَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ, وَأَنَّ عِيسَى عَبْدُ اللهِ وَرَسُولُهُ وَكَلِمَتُهُ أَلْقَاهَا إِلَى مَرْيَمَ وَرُوحٌ مِنْهُ, وَالجَنَّةُ حَقٌّ, وَالنَّارُ حَقٌّ, أَدْخَلَهُ اللهُ الجَنَّةَ عَلَى مَا كَانَ مِنَ العَمَلِ. رواه البخاري ومسلم. وَلَهُمَا فِي حَدِيثِ عُتْبَانِ : فَإِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَى النَّارِ مَنْ قَالَ : لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ يَبْتَغِي بِذَلِكَ وَجْهَ اللهِ

"Barang siapa yang bersaksi: (bahwa) tiada tuhan selain Allah; tiada sekutu bagi-Nya dan Muhammad sebagai hamba dan utusan-Nya, (bahwa) Isa sebagai hamba dan utusan-Nya dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan pada Maryam dan (dengan tiupan) roh dari-Nya, (bahwa) surga itu benar, dan (bahwa) neraka itu benar, maka Allah masukkan dia ke dalam surga sesuai dengan amalannya" (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam hadits 'Utban, "Maka sesungguhnya Allah mengharamkan neraka dari orang yang berkata 'La ilaha illallah' (tiada tuhan selain Allah) dengan mengharapkan keridhoan-Nya". [3]

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin menilai bahwa hadits ini merupakan bantahan bagi kelompok Khawarij dan Mu'tazilah karena kejelasan hadits ini menerangkan bahwa siapa saja (muslim) yang mengerjakan hal-hal haram tidak akan kekal  dalam neraka, tetapi dia akan disiksa terlebih dahulu di neraka [4]. Pendapat Syaikh Al-'Utsaimin ini diperkuat dengan hadits Rasulullah shallallah 'alaihi wasallam di bawah ini,

حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ سُلَيْمَانِ عَنْ زَيْدِ بِنْ وَهْبٍ عَنْ أَبِي ذَرَّ الغِفَارِي عَنْ النَّبِيِّ صلّى الله عليه وسلّم أَنَّهُ قَالَ : بَشَّرَنِي جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ أَنَّهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِكَ لَا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الجَنَّةَ, قَالَ : قُلْتُ : وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ؟, قَالَ : وَإِنْ زَنَى وَإِنْ سَرَقَ. رواه البخاري ومسلم

Telah menceritakan kepada kami Syu'bah, dari Sulaiman, dari Zaid bin Wahb, dari Abu Dzarr Alghifariy, dari Nabi shallallah 'alaihi wasallam bahwasannya beliau bersabda, "Telah mengabarkan Jibril 'alaihis salam kepadaku bahwa sesungguhnya orang yang meninggal dari ummatmu sedang dia tidak menyekutukan Allah dengan apapun, maka dia akan masuk surga". (Abu Dzarr) berkata, "aku berkata, 'meskipun dia berzina dan mencuri?'". Rasulullah bersabda,"meskipun dia berzina dan mencuri". (HR. Bukhari dan Muslim) [5]

Detail mengenai ilmu syahadat akan dijelaskan di pos berikutnya, insyaallahu ta'ala.

KEDUA: SHOLAT

Sholat berasal dari bahasa arab (صلاة). Sholat memiliki peranan sebagai tiang agama islam. Secara bahasa, sholat bermakna doa. Secara istilah, sholat bermakna segala ucapan serta gerakan yang diawali takbir dan diakhiri salam dengan syarat-syarat khusus [6]. Syariat sholat dilihat dari hukum pelaksanaannya terbagi menjadi dua: sholat wajib dan sholat sunnah.

SHOLAT WAJIB

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى المُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَوْقُوتًا

Allah ta'ala berfirman, "Sesungguhnya sholat itu bagi seluruh mukmin adalah kewajiban yang berwaktu" (QS. Annisa: 103)

خَمْسُ صَلَوَاتٍ كَتَبَهُنَّ اللهُ عَلَى العِبَادِ, مَنْ أَتَى بِهِنَّ لَمْ يُضَيِّعْ مِنْهُنَّ شَيْئًا اسْتِخْفَافًا بِحَقِّهِنَّ كَانَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ أَنْ يُدخِلَهُ الجَنَّةَ, وَمَنْ لَمْ يَأْتِ بِهِنَّ فَلَيْسَ لَهُ عِنْدَ اللهِ عَهْدٌ إِنْ شَاءَ عَذَّبَهُ وَإِنْ شَاءَ غَفَرَ لَهُ. رواه أحمد

"Lima waktu sholat diwajibkan Allah kepada para hamba. Barang siapa mengerjakannya tanpa menyia-nyiakan sedikit pun daripadanya karena bermaksud meremehkan haknya, maka dia memiliki jaminan di sisi Allah bahwa Dia memasukkannya ke surga. Barang siapa yang tidak mengerjakannya, dia tidak memiliki jaminan di sisi Allah, jika Dia menghendaki, maka menyiksanya, dan jika Dia tidak menghendaki, maka mengampuninya". (HR. Ahmad) [7]

Sholat wajib adalah sholat yang apabila seorang muslim mengerjakannya, maka dia mendapat pahala yang besar, namun apabila dia meninggalkannya, dia mendapat dosa yang besar. Sholat wajib lima waktu adalah 1) sholat zhuhur, 2) sholat ashar, 3) sholat maghrib, 4) sholat isya, dan 5) sholat subuh.

 SHOLAT SUNNAH

Para fuqaha (ahli fikih) sering juga menyebut sholat sunnah sebagai sholat nafilah. Sholat nafilah adalah sholat yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala, apabila ditinggalkan tidak mendapat apa pun. 

لَا يَزَالُ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أَحَبَّهُ. رواه البخاري

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Hamba-Ku itu ialah yang selalu mendekatkan dirinya pada-Ku dengan nafilah-nafilah sampai dia mencintainya". (HR Bukhari) [8]

Sholat sunnah berjama'ah adalah 1) sholat 'id fithri & 'id adhha, 2) sholat kusuf & khusuf, 3) sholat istisqa, dan 4) sholat tarawih. Sholat sunnah individualis adalah 1) sholat 2 raka'at sebelum subuh, 2) sholat 2 atau 4 raka'at sebelum dan sesudah sholat zhuhur, 3) sholat 2 atau 4 raka'at sebelum sholat ashar, 4) sholat 2 raka'at sebelum dan sesudah sholat maghrib, 5) sholat 2 raka'at sebelum dan sesudah sholat isya, 6) sholat witir, 7) sholat tahiyat almasjid, 8) sholat dhuha, 9) sholat istikharah, 10) sholat tasbih, 11) sholat ta'ibin, 12) sholat hajat, 13) sholat sunnah wudhu, 14) sholat sunnah qatli, 15) sholat sunnah safar, 16) sholat sunnah ihram dan thawaf, dan 17) sholat tahajjud. [9]  

KETIGA: ZAKAT

Zakat diambil dari bahasa arab (زكاة). Zakat secara bahasa artinya pertumbuhan, penyucian, dan pertambahan. Zakat secara istilah adalah pengambilan terhadap sesuatu, dari harta tertentu, dengan sifat-sifat tertetu, untuk kaum-kaum tertentu [10]. Zakat adalah salah satu ibadah ibadah harta dalam rukun islam.

خُذْ مِنْ أَموَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِم


Allah ta'ala berfirman, "Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka, serta berdoalah untuk mereka". (QS Attaubah: 103)

ZAKAT FITHRAH

Zakat fithrah adalah sunnah yang diwajibkan terhadap setiap individu kaum muslimin

عَنْ ابْنِ عُمَرِ رضي الله عنهما : أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم فَرَضَ زَكَاةَ الفِطْرِ مِنْ رَمَضَانِ عَلَى النَّاسِ, صَاعًا مِنْ تَمْرٍ, أَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيرٍ عَلَى كُلِّ حُرٍّ أَوْ عَبْدٍ, ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى مِنَ المُسْلِمِينَ. رواه البخاري ومسلم

"Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mewajibkan zakat fithrah di bulan ramadhan sebanyak satu sha' kurma, atau satu sha' gandum terhadap budak, orang merdeka, laki-laki, dan perempuan dari umat muslimin". (HR Bukhari dan Muslim) [11]

Harta-harta yang wajib dizakati adalah 1) barang bernilai uang: emas, perak, barang tambang, barang-barang berharga sejenisnya, dan uang, 2) hewan ternak: unta, lembu, dan kambing, 3) hasil pertanian: buah-buahan, biji-bijian, dll. Harta yang wajib dizakati adalah harta-harta yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu [12]. Mengenai detail ilmu zakat -termasuk syarat, macam, penerima, atau ketentuan lainnya- akan diurai di pos berikutnya, insyaallah.

 KEEMPAT: SHOUM

Shoum diambil dari bahasa arab (صوم). Shoum menurut bahasa artinya menahan. Shoum menurut isitilah artinya menahan makan, minum, berhubungan suami-istri, dan semua hal yang membatalkan shoum sejak terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari dengan niat ibadah [13]. Shoum adalah rukun islam yang melatih kesabaran ekstra bagi muslim, pasalnya banyak hal-hal mubah (boleh) menjadi terlarang saat shoum. Shoum menurut hukum syariatnya terbagi menjadi dua: shoum wajib dan shoum sunnah.

SHOUM WAJIB

 يآ أَيُّهَا الّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الذّينَ مِنْ قَبْلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقُونَ

"Wahai orang-orang yang beriman, diwajikan atas kalian untuk melaksanakan shoum, sebagaimana yang telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa". (QS. Albaqarah: 183)

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ القُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الهُدَى وَالفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ

"Bulan Ramadhan adalah bulan yang diturunkannya Al-Qur'an pada saat itu sebagai petunjuk bagi manusia, sebagai penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu, dan pembeda (antara haq dan bathil), maka siapa saja di antara kalian yang berada pada bulan tersebut, laksanakanlah shoum!" (QS. Albaqarah: 185)

Berdasarkan konsensus (ijma') kaum muslimin bahwa wajib melaksanakan shoum di bulan ramadhan dan ini merupakan hal yang telah diketahui sebagai permintaan ajaran agama islam. [14]

SHOUM SUNNAH

Shoum sunnah adalah shoum yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala, bila ditinggalkan tidak mendapat apa-apa. Shoum sunnah memiliki banyak varian, di antaranya 1) shoum arafah, 2) shoum tasu'a dan 'asyura, 3) shoum 6 hari di bulan syawwal, 4) shoum di paruh pertama bulan sya'ban, 5) shoum 10 hari pertama di bulan dzulhijjah, 6) shaum di bulan muharram, 7) shoum ayyamul bidh, 9) shoum senin dan kamis, 10) shoum daud, dan 11) shoum bagi yang belum menikah. [15]

Detail ilmu shoum -mengenai hukum, macam, syarat, waktu, dan ketentuan lainnya- akan diurai di pos berikutnya, insyaallah bi idznillah.

KELIMA: HAJI

Haji berasal dari bahasa arab (حخّ). Haji secara bahasa bermakna maksud atau tujuan. Haji secara istilah adalah menuju ka'bah dengan niat ibadah atau menuju Makkah untuk menunaikan beberapa kegiatan tertentu di waktu-waktu tertentu. [16]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم سُئِلَ : أَيُّ العَمَلِ أَفْضَلُ ؟ قَالَ : إِيمَانٌ بِاللهِ وَرَسُولِهِ, قِيلَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ: الجِهَادُ فِي سَبِيلِ الله, قِيلَ : ثُمَّ مَاذَا ؟ قَالَ : حَجٌّ مَبْرُورٌ.رواه البخاري ومسلم

"Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ditanya, "amal apa yang paling utama?". Rasulullah menjawab, "iman kepada Allah dan rasul-Nya". Lalu bertanya lagi, "kemudian apalagi?". Rasulullah menjawab, "jihad di jalan Allah". Lalu bertanya lagi, "kemudian apalagi?". Rasulullah menjawab, "haji yang mabrur". (HR. Bukhari dan Muslim) [17]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ : مَنْ حَجَّ فَلَمْ يَرْفَثْ وَلَمْ يَفْسُقْ, رَجَعَ كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ. رواه البخاري ومسلم

"Dari Abu Harairah radhiyallahu 'anhu berkata, "aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'siapa yang menunaikan haji, tidak berkata sia-sia dan tidak berbuat buruk, maka dia bagaikan baru dilahirkan oleh ibunya'". (HR Bukhari dan Muslim) [18]

Detail ilmu haji akan diurai di lain kesempatan, insyaallahu ta'ala. Uraian pengertian haji ini sebagai penutup. Barakallahu fikum, semoga bermanfaat. Terima kasih, jazakumullah khairan.

-----------------------------------------------------------------------------------------------------
  • [1] Matan Al-arba'in Annawawiy hadits yang ketiga
  • [2] Hadits Bukhari: 5/2238 no. 1665, Hadits Muslim: 16/140 no. 2586
  • [3] Hadits Bukhari: dalam kitab Ahadits Al-anbiya 2/486, Hadits Muslim: dalam kitab Al-Iman 1/57
  • [4] Syaikh Al-'Utsaimin dalam bukunya Alqaul Almufid 'ala Kitab Attauhid bab Fadhlu Attauhid wama yukaffiru min adzdzunub
  • [5]  Kitab Musnad karya Imam Ahmad dalam bab Hadits Abi Dzarr Alghifariy radhiyallahu 'anhu
  • [6] Mughniy Almuhtaj: 1/120, lihat: Almuhadzdzab: 1/179, Almajmu': 3/3, Alhawiy: 2/3, Al-anwar: 1/71
  • [7] Ensiklopedi Muslim karya Syaikh Abu Bakar Jabir Aljazairiy dalam bab ibadah, pasal kedelapan: sholat, hal. 300
  • [8] Hadits Bukhari: 5/2385 no. 6137, lihat: Al-arba'in Annawawiy hal. 38, Jami' Al-'Ulum wa Alhukm hal. 313
  • [9] Kitab Almu'tamad karya Syaikh Dr. Muhammad Azzuhailiy dalam bab Ashsholah Annafilah
  • [10] Mughniy Almuhtaj: 1/368, Almajmu': 5/295, Alhawiy: 4/3,Qulaybi wa Almahlliy: 2/2, Alhawiy: 4/3
  • [11] Hadits Bukhari 2/547 no. 1433, Hadits Muslim 7/57 no. 984
  • [12] Ensiklopedi Muslim bab. ibadah, pasal kesepuluh: zakat, hal. 399
  • [13] Ensiklopedi Muslim bab. ibadah, pasal kesebelas: puasa, hal. 413
  • [14] Alminhaj dan Mughniy Almuhtaj: 1/420, Almuhadzdzab: 2/585, Almajmu': 6/252, Qulyubi wa Almahalliy: 2/48, Alhawiy: 3/239, Al-anwar: 1/237
  • [15] Ensiklopedi Muslim bab. ibadah, pasal kesebelas: puasa, hal. 415
  • [16] Almajmu': 7/7, Mughniy Almuhtaj: 1/459, Alhawiy: 5/3
  • [17] Hadits Bukhari: 2/553 no. 1447, Hadits Muslim: 2/72 no. 83
  • [18] Hadits Bukhari: 2/553 no. 1449, Hadits Muslim: 9/119 no. 1350

Tidak ada komentar:

Posting Komentar